Sabtu, 05 April 2014
Struktur Teori Akuntansi
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Dalam
mendefinisikan akuntansi terdapat pandangan yang berbeda-beda. Pada perkembangan
saat ini akuntansi dapat kita definisikan dengan mengacu pada konsep informasi.
Akuntansi adalah aktivitas jasa. Fungsinya adalah menyediakan informasi
kuantitatif, terutama yang bersifat keuangan tentang entitas ekonomik yang
diperkirakan bermanfaat dalam pembuatan-pembuatan keputusan ekonomik, dalam
membuat pilihan antara alternative tindakan yang ada.
Para
akuntan memliki pandangan yang berbeda-beda tentang proses akuntansi dalam menguraikan
perbedaan teori-teori akuntansi. Sebelum menguji pendekatan-pendekatan tradisional
dalam perumusan teori akuntansi, akan lebih baik apabila dilakukan pengujian terhadap
beberapa pandangan yang telah membentuk perkembangan akuntansi keuangan.
Tujuan
utama teori akuntansi adalah menyajikan suatu dasar dalam memprediksikan dan
menjelaskan perilaku serta kejadian-kejadian akuntansi. Teori didefinisikan
sebagai kumpulan gagasarn (konsep), definisi, dan dalil yang menyajikan suatu
pandangan sistematis tentang fenomena, dengan menjelaskan hubungan antar
variabel yang ada dan bertujuan untuk menjelaskan serta memprediksikan fenomena
tersebut.
B.
RUMUSAN MASALAH
1. Apa
dan Bagaimana Elemen Struktur Teori Akuntansi?
2. Apa
Tujuan Laporan Keuangan?
3. Apa
dan Bagaimana Sifat Postulat Akuntansi?
C.
TUJUAN MAKALAH INI DIBUAT
1. Untuk
mengetahui Elemen Struktur Teori Akuntansi
2. Untuk
mengetahui Tujuan Laporan Keuangan
3. Untuk
mengetahui Sifat Postulat Akuntansi
BAB II
PEMBAHASAN
A.
ELEMEN STRUKTUR TEORI AKUNTANSI
Struktur teori
akuntansi merupakan elemen yang saling berkait yang menjadi pedoman
pengembangan teori dan penyusunan teknik-teknik akuntansi.
Elemen
itu digambarkan dalam hierarki sebagai berikut:
1. Tujuan
Laporan Keuangan
|
2a.
Postulat Keuangan
|
2a.
Konsep Teoritis Akuntansi
|
2.
Prinsip prinsip Akuntansi
|
4.
Teknik – teknik akuntansi
|
Pendekatan dan metodologi apapun yang digunakan
dalam penyusunan teori akuntansi, rerangka acuan yang dihasilkan didasarkan
pada serangkaian elemen dan hubungan yang mengatur pengembangan teknik
akuntansi. Struktur teori akuntansi terdiri dari beberapa elemen sebagai
berikut :
1. Pernyataan
tujuan laporan keuangan
2. Pernyataan
postulat dan konsep teoritis akuntansi yang terkait dengan asumsi-asumsi lingkungan
dan sifat unit akuntansi. Postulat dan konsep teoritis diturunkan dari
pernyataan tujuan.
3. Pernyataan
tentang prinsip-prinsip dasar yang didasarkan pada postulat dan konsep teoritis.
4. Batang
tubuh teknik-teknik akuntansi yang diturunkan dari prinsip-prinsip akuntansi.
B. TUJUAN
LAPORAN KEUANGAN
Tujuan laporan keuangan merupakan dasar
awal dari struktur teori akuntansi. Banyak pendapat tentang tujuan laporan
keuangan ini, baik objek maupun penekanannya, namun tujuan selama ini mendapat
dukungan luas adalah bahwa laporan keuangan bertujuan untuk memberikan
informasi keuangan kepada para pemakainya untuk dipakai dalam proses
pengambilan keputusan. Standar akuntansi Indonesia misalnya merumuskan tujuan
laporan keuangan sebagai berikut!
Tujuan laporan keuangan
adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta
perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar
pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.
C. SIFAT
POSTULAT AKUNTANSI
Postulat
akuntansi adalah pernyataan yang tidak memerlukan pembuktian atau aksioma,
berterima umum berdasarkan kesesuaiannya dengan tujuan laporan keuangan, menggambarkan
lingkungan ekonomi, politik, sosiologi dan hukum tempat akuntansi beroperasi.
Konsep teoritis
akuntansi adalah juga pernyataan yang tidak memerlukan pembuktian atau aksioma,
juga berterima umum berdasarkan kesesuaiannya dengan tujuan.
Prinsip
akuntansi adalah aturan keputusan umum, yang diturunkan baik dari tujuan dan konsep
teoritis akuntansi, yang mengatur pengembangan teknik-teknik akuntansi. Teknik
akuntansi adalah aturan spesifik yang diturunkan dari prinsip akuntansi untuk memperlakukan
transaksi atau peristiwa tertentu yang dihadapi oleh entitas akuntansi.
1) POSTULAT-POSTULAT
AKUNTANSI
·
POSTULAT ENTITAS
Akuntansi mengatur hasil operasi dari
suatu entitas, yang terpisah dan berbeda dari pemilik entitas. Postulat entitas
menyatakan bahwa suatu unit perusahaan merupakan unit akuntansi yang terpisah
dari pemiliknya dan perusahaan lain. Postulat merumuskan bidang perhatian
akuntan dan membatasi jumlah objek, peristiwa, dan atribut peristiwa yang
dimasukkan ke dalam laporan keuangan. Selain itu, Postulat juga memungkinkan akuntan
membedakan antara transaksi bisnis dan individu, yang dimasukkan dalam laporan
keuangan adalah transaksi perusahaan bukan transaksi pemilik perusahaan. Dan tanggung
jawab pelayanan manajemen berada pada pemegang saham. Definisi lain entitas
akuntansi adalah dalam kerangka kepentingan ekonomi bagi berbagai pemakai, dan
bukan aktivitas ekonomi dan pengendalian administratif unit. Pendekatan ini lebih
berorientasi pemakai dari pada orientasi perusahaan.
·
POSTULAT KELANGSUNGAN USAHA
Postulat kelangsungan usaha menyatakan
bahwa entitas akuntansi akan terus beroperasi. Postulat ini berasumsi bahwa
perusahaan tidak diharapkan untuk dilikuidasi dalam masa yang akan datang yang
dapat diketahui dari sekarang atau bahwa entitas akan terus beroperasi untuk
jangka waktu yang tidak tertentu.
·
POSTULAT UNIK PENGUKUR
Postulat unit pengukur menyatakan bahwa
akuntansi adalah pengukuran dan proses mengkomunikasikan aktivitas perusahaan
yang dapat diukur dalam satuan moneter. Unit pertukaran dan pengukuran
diperlukan untuk mencatat transaksi perusahaan dengan cara yang seragam.
Pengukur umum yang dipilih dalam akuntansi adalah unit moneter. Kebertukaran
barang, jasa, dan modal diukur dalam satuan uang.
·
POSTULAT PERIODE AKUNTANSI
Meskipun postulat kelangsungan usaha
menyatakan bahwa setiap perusahaan akan tetap ada pada periode waktu yang tidak
terbatas, namun adakalanya pemakai meminta berbagai informasi tentang posisi
keuangan dan kinerja perusahaan untuk membuat keputusan jangka pendek. Dari hal
tersebut maka postulat periode akuntansi. menyatakan bahwa laporan keuangan
perusahaan seharusnya diiungkapkan secara periodik.
2) KONSEP-KONSEP
TEORITIS AKUNTANSI
·
Teori Proprietari / Teori Kepemilikan
Menurut teori proprietary entitas
sebagai agen, perwakilan atau susunan melalui wirausahawan individual atau
pengoperasi pemegang saham. Sudut pandang kelompok pemilik sebagai pusat
kepentingan terefleksi dalam cara memelihara catatan akuntansi dan membuat
laporan keuangan. Tujuan utama teori proprietary adalah untuk menentukan dan
menganalisis kekayaan bersih pemilik, dengan persamaan akuntansi.
Aset – Utang = Ekuitas Pemilik
·
Teori Entitas
Teori entitas memandang entitas sebagai
sesuatu yang terpisah dan berbeda dari pemilik modal. Unit bisnis memiliki
sumber daya perusahaan dan bertanggung jawab terhadap pemilik maupun kreditor.
Menurut teori ini persamaan akuntansinya adalah.
Aset
= Ekuitas
Aset = Utang + Ekuitas Pemegang Saham
·
Teori Dana
Dalam teori dana kelompok aset dan
kewajiban dan restriksi terkait disebut dana yang mengatur penggunaan aset.
Jadi teori dana memandang unit bisnis terdiri atas sumber daya ekonomi (dana)
serta kewajiban dan restriksi terkait mengenai penggunaan sumber daya .
Persamaan akuntansinys adalah.
Aset = Restriksi Aset
Teori dana berorientasi
aset dalam pengertian bahwa fokus utamanya adalah pada administrasi dan
penggunaan aset secara memadai. Teori dana ini terutama berguna untuk
pemerintah dan organisasi nirlaba. Teori dana juga relevan untuk organisasi laba
yang menggunakan dana untuk aktivitas yang bermacam-macam seperti dana pelunasan
(sinking fund), akuntansi untuk kebangkrutan dan perkebunan dan perwalian, akuntansi
cabang atau divisional, pemisahan aset dalam aset lancar atau tetap dan konsolidasi.
3) PRINSIP-PRINSIP
AKUNTANSI
1. Prinsip Cost.
Menurut prinsip Cost, Cost pemerolehan
(acquisition) atau Cost historis merupakan dasar penilaian yang memadai untuk
mengakui pemerolehan semua barang dan jasa, expenses, Cost, dan ekuitas. Dengan
kata lain, itek dinilai dengan harga pertukaran pada saat barang tersebut
dibeli dan dicatat dalam laporan keuangan pada nilai atau porsi amortisasi
nilai barang. Cost menunjukkan harga pertukaran atau imbalan moneter yang
diberikan untuk memperoleh barang atau jasa. Jika imbalan terdiri dari aset
non-moneter, harga pertukaran adalah ekuivalen kas atas aset atau jasa yang
diterima. Prinsip Cost dapat diterapkan dalam pengukuran utang dan modal. Prinsip
Cost dijustifikasi oleh postulat objektivitas dan postulat kelangsungan usaha.
Cost perolehan adalah objektif di mana informasi yang dihasilkan dapat diuji
kebenarannya. Postulat kelangsungan usaha mengasumsikan bahwa entitas akan
meneruskan usahanya, aktivitasnya secara tak terbatas, sehingga mengeliminasi
perlunya menggunakan nilai sekarang atau nilai likuidasi untuk penilaian aset.
2. Prinsip Revenue
1. Sifat-sifat
komponen revenue
Revenue
dapat interpretasikan sebagai
o
Aliran masuk aset bersih yang berasal
dari penjualan barang atau jasa.
o
Aliran keluar barang atau jasa dari
perusahaan kepada pelanggan
o
Produk perusahaan yang dihasilkan dari
penciptaan barang atau jasa oleh perusahaan selama periode waktu tertentu.
Terdapat perbedaan
interprestasi atas sifat revenue disebabkan adanya perbedaan pandangan tentang
apa yang seharusnya masuk sebagai revenue.pandangan revenue yang komprehensif
memasukkan semua hasil dari aktivitas bisnis dan investasi. Revenue dianggap
sebagai semua perubahan dalam aset bersih yang berasal dari aktivitas penghasil
revenue dan keuntungan atau kerugian yang berasal dari penjualan aset tetap dan
investasi. Sedangkan pandangan yang lebih sempit tentang revenue hanya
memasukkan hasil yang berasal dari aktivitas penghasil revenue dan mengeluarkan
penghasilan investasi dan keuntungan dan kerugian dari pelepasan aset tetap.
2. Pengukuran
revenue
Revenue diukur dalam pengertian nilai
pertukaran produk atau jasa dalam sebuah transaksi yang lugas. Terdapat dua
interpretasi revenue yang muncul dari konsep revenue ini :
a. Potongan
tunai dan berbagai pengurangan dalam harga tetap, seperti kerugian piutang yang
tidak tertagih, memerlukan penyesuaian untuk menghitung ekuivalen kas bersih
yang sesungguhnya atau nilai diskontoan sekarang atas klaim uang dan secara
konsekuen harus dikurangkan ketika harus menghitung revenue
b. Untuk
transaksi non-kas, nilai pertukaran sama dengan nilai pasar yang wajar
barang/jasa yang diberikan atau diterima, mana yang lebih mudah dan jelas
menghitungnya.
3. Waktu
pengakuan revenue.
Umumnya diakui bahwa revenue dan income
yang diperoleh dalam semua tahap siklus operasi. Namun karena ada kesulitan
mengalokasikan revenue dan income ke tahap yang berbeda dari suatu siklus
operasi, akuntan menggunakan prinsip realisasi untuk memilih sebuah peristiwa
kritis dalam siklus untuk waktu pengakuan revenue dan income. Kriteria spesifik
pengakuan revenue dan income adalah :
o
Diperoleh (earned ), dalam satu atau
beberapa pengertian
o
Dalam bentuk yang dapat didistribusikan
o
Hasil atas konversi yang timbul dari
transaksi antara perusahaan dan pihak eksternal
o
Hasil dari penjualan yang sah atau
proses serupa
o
Dipotong dari modal
o
Dalam bentuk aset lancer
o
Dampak kotor dan bersih pada ekuitas
pemegang saham harus dapat diestimasi dengan tingkat reliabilitas tinggi
Secara umum revenue
diakui dengan dasar akrual atau dasar peristiwa kritis. Dasar peristiwa kritis
untuk pengakuan revenue dipicu oleh peristiwa krusial dalam siklus operasi.
Peristiwa tersebut mungkin adalah :
o
Saat terjadinya penjualan
o
Penyelesaian produksi
o
Penerimaan pembayaran untuk penjualan
berikutnya
Dasar
penjualan untuk pengakuan revenue dibenarkan karena :
o
Harga produk dapat diketahui dengan
pasti
o
Pertukaran telah diakhiri dengan
pengiriman barang, sehingga diperoleh pengetahuan yang obyektif akan Cost yang
terjadi.
o
Dalam artian realisasi, penjualan
merupakan peristiwa krusial
Dasar
penyelesaian produksio untuk pengakuan revenue dapat dibenarkan ketika pasar stabil
dan harga stabil tersedia untuk komoditi standar.
Dasar
pembayaran untuk pengakuan revenue dibenarkan ketika penjualan akan dilakukan
dan ketika pengakuan akurat yang memadai tidak dapat diberlakukan untuk produk
yang ditransfer.
3. Prinsip Penandingan
Prinsip
penandingan menyatakan bahwa ekpenses harus diakui pada periode yang sama
dengan revenue. Revenue diakui dalam periode tertentu sesuai dengan prinsip
revenue, dan expenses yang terkait kemudian diakui. Secara operasional,
terdapat proses dua tahap untuk akuntansi expenses. Pertama kos dikapitalisir
sebagai aset yang menggambarkan sekumpulan jasa atau manfaat potensial. Kedua,
setiap aset dihapus sebagai expenses untuk mengakui proporsi jasa potensial aset
yang telah dipakai untuk menghasilkan revenue selama periode tertentu. Jadi, akuntansi
akrual lebih ditunjukkan oleh prinsip penandingan dalam artian kapitalisasi dan
alokasi dibanding akuntansi kas. Hubungan antar revenue dan expenses tergantung
pada satu dari empat kriteria:
o
Penandingan langsung kos yang telah
terpakai dengan revenue
o
Penandingan langsung kos yang telah
terpakai dengan periodenya
o
Alokasi kos selama periode yang
mendapatkan manfaat.
o
Menjadikan expenses semua kos lain dalam
periode terjadinya, kecuali jika dapat ditunjukkan bahwa masih memiliki manfaat
di masa mendatang.
4.
Prinsip
Objektivitas
Kegunaan
informasi keuangan tergantung pada tingkat reliabilitas prosedur pengukuran yang
digunakan. Karena menjamin reliabilitas maksimum adalah sangat sulit, akuntan
telah menggunakan prinsip objektivitas untuk menjustifikasi pemilihan prosedur
pengukuran yang digunakan.
5. Prinsip Konsistensi
Prinsip
konsistensi menyatakan bahwa peristiwa ekonomi yang serupa seharusnya dicatat dan
dilaporkan secara konsisten dari periode ke periode. Prosedur akuntansi yang
sama akan diterapkan serupa sepanjang waktu. Namun prinsip konsistensi tidak
menghalangi perusahaan mengubah prosedur akuntansi ketika hal tersebut dapat
dibenarkan dengan perubahan keadaan, atau jika prosedur alternatif lebih baik. Perubahan
yang dapat menjustifikasi perubahan prosedur adalah:
a. Perubahan
dalam prinsip akuntansi
b. Perubahan
dalam estimasi akuntansi
c. Perubahan
dalam entitas akuntansi
6. Prinsip Pengungkapan Penuh
Terdapat
konsesus umum dalam akuntansi bahwa terdapat pengungkapan data akuntansi yang
penuh (full), wajar (fair) dan cukup (adquate). Pengungkapan penuh mensyaratkan
bahwa laporan keuangan didesain dan dibuat untuk menggambarkan secara akurat peristiwa
ekonomi yang telah mempengaruhi perusahaan untuk suatu periode dan memuat informasi
yang memadai untuk membuat laporan berguna dan tidak menyesatkan bagi rata-rata
investor.
7. Prinsip Konsevatisme
Prinsip
konsevatisme merupakan prinsip pengecualian atu modifikasi dalam artian bahwa prinsip
tersebut bertindak sebagai batasan untuk penyajian data akuntansi yang relevan dan
reliabel. Prinsip konservatisme menyatakan bahwa ketika memilih diantara dua
atau lebih teknik akuntansi yang dapat diterima, maka preferensinya adalah
memilih yang paling kecil dampakya terhadap ekuitas pemegang saham.
8. Prinsip
Materialitas
Prinsip
materialitas merupakan prinsip pengecualian atau modifikasi seperti halnya koservatisme.
Prinsip ini menyatakan bahwa transaksi dan peristiwa yang tidak memiliki dampak
ekonomi signifikan dapat diatasi dengan cara yang paling tepat. Meterialitas berlaku
sebagai petunjuk implisit bagi akuntan dalam artian apa yang seharusnya diungkapkan
dalam laporan keuangan, memungkinkan akuntan untuk memutuskan apa yang tidak
penting atau apa yang tidak menjadi masalah dalam pencatatan Cost, keakuratan
laporan keuangan, dan relevansinya bagi pengguna.
9.
Prinsip
Keseragaman dan Komparabilitas
Prinsip
kopsistensi mengacu pada penggunaan prosedur yang sama untum item-item yang terkait
dengan perusahaan tertentu antar waktu. Prinsip keseragaman merujuk pada penggunaan
prosedur yang sama oleh perusahaan yang berbeda. Tujuan yang diinginkan adalah
mencapai komparabilitas laporan keuangan dengan mengurangi keanekaragaman yang
tercipta karena penggunaan prosedur akuntansi yang berbeda oleh perusahaan yang
berbeda.
4)
KERANGKA DASAR
AKUNTANSI KEUANGAN MENURUT PSAK
Kerangka dasar Akuntansi Laporan Keuangan ini sebenarnya diambil
sepenuhnya dari international Accounting Standard Committee dengan judul
Framework for the Preparation and Presentation of Financial statements (IASC).
Kerangka dasar ini mencakup:
1.
Tujuan laporan
keuangan
2.
Asumsi dasar
3.
Karakteristik
kualitas informasi
4.
Pengakuan dan
pengukuran
5.
Konsep dan
pemeliharaan modal
Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut
posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang
bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.
Asumsi dasar dari laporan keuangan menurut PSAK ini adalah sebagai
berikut:
1.
Dasar akrual,
laporan keuangan menyajikan semua transaksi yang terjadi sesuai peristiwanya,
hak dan kewajiban yang melekat didalamnya bukan hanya melihat transaksi yang
melibatkan kas.
2.
Kelangsungan
usaha, laporan keuangan dianggap menggambarkan perusahaan atau entitas yang
memang di masa depan tidak akan melakukan likuidasi seluruhnya atas sebagian.
Karakteristik Kualitas, ini dimaksudkan untuk
meningkatkan manfaat informasi yang disajikan dalam laporan keuangan sehingga
lebih berguna bagi para pemakainya. Adapun karakteristik kualitas laporan
keuangan ini adalah:
1.
Dapat dipahami
2.
Relevan
3.
Materialitas
4.
Keandalan
tidak menyesatkan
5.
Penyajian
jujur
6.
Substansi
mengungguli form (dokumen)
7.
Netralitas
8.
Pertimbangan
sehat
9.
Kelengkapan
10. Dapat dibandingkan
Pengakuan berarti proses pembentukan suatu pos yang memenuhi definisi
unsur serta kriteria pengakuan yang sesuai dengan standar akuntansi dalam
laporan neraca dan laba-rugi, yaitu:
1.
Ada
kemungkinan manfaat ekonomi yang berkaitan dengan pos tersebut akan mengalir
dari atau ke dalam perusahaan
2.
Pos tersebut
mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal
Pengukuran adalah proses penetapan jumlah uang untuk
mengakui dan memasukkan setiap unsur laporan keuangan dalam neraca atau laporan
laba-rugi. Metode pengukuran yang dikenal adalah:
1.
Biaya historis
2.
Biaya kini
3.
Nilai
realisasi
4.
Nilai sekarang
Konsep dan pemeliharaan modal, ada dua konsep
pemeliharaan modal yaitu sebagai berikut:
1.
Pemeliharaan
modal keuangan
Menurut konsep ini baru disebut laba jika jumlah
aktiva financial bersih pada akhir periode setelah melebihi jumlah financial
aktiva bersih pada awal periode setelah memasukkan kembali setiap distribusi
dari dan kepada pemilik.
2.
Pemeliharaan
modal fisik
Menurut konsep ini hanya bisa disebut laba jika
kapasitas produksi fisik atau kemampuan usaha fisik pada akhir periode melebihi
kapasitas produktif fisik pada awal periode setelah memasukkan kembali
distribusi dari dan kepada pemilik selama periode itu.
Beberapa hal yang perlu diketahui dari laporan keuangan menurut PSAK
adalah sebagai berikut:
1.
Laporan
keuangan bersifat umum bukan tujuan khusus misalnya untuk tujuan perpajakan,
prospektus, dan sebagainya.
2.
Pemakai
laporan keuangan adalah: investor, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok dan
kreditor usaha lainnya pelanggan, pemerintah, dan dan masyarakat.
3.
Kendala yang
selalu dihadapi dalam menyajikan informasi yang andal dan relevan adalah
masalah ketepatan waktu dan menjaga keseimbangan antara biaya dan manfaat
penyajian informasi.
BAB III
KESIMPULAN
Aturan dan teknik akuntansi yang ada didasarkan pada
pondasi teori akuntansi. Pondasi ini dibentuk dari elemen-elemen hirarki yang
berfungsi sebagai kerangka acuan atau struktur teoritis. Pendekatan dan
metodologi apapun yang digunakan dalam penyusunan teori akuntansi, rerangka
acuan atau struktur teori yang dihasilkan didasarkan pada serangkaian elemen
dan hubungan yang mengatur pengembangan teknik akuntansi. Struktur teori
akuntansi terdiri dari beberapa elemen sebagai berikut:
1. Pernyataan
tujuan laporan keuangan
2. Pernyataan
postulat dan konsep teroritis akuntansi yang terkait dengan asumsi-asumsi lingkungan
dan sifat unit akuntansi. Postulat dan konsep teoritis diturunkan dari pernyataan
tujuan
3. Pernyataan
tentang prinsip-prinsip dasar yang didasarkan pada postulat dan konsep teroritis
4. Batang
tubuh teknik-teknik akuntansi yang diturunkan dari prinsip-prinsip akuntansi
Pemahaman
terhadap elemen-elemen ini dan hubungan teori akuntansi menjamin pemahaman terhadap
alasan balik praktik aktual dan masa mendatang. Laporan keuangan yang disajikan
dalam laporan akuntansi formal semata-mata merupakan refleksi penerapan struktur
teori akuntansi. Perbaikan isi dan format laporan keuangan berkaitan dengan
perbaikan struktur teoritis akuntansi. Agenda terpentint dari badan-badan
akuntansi seharusnya adalah penyusunan elemen-elemen teori akuntansi yaitu
tujuan akuntansi, postulat lingkungan, konsep teoritis prinsip akuntansi.
DAFTAR
PUSTAKA
Harahap
Sofyan Syafri, TEORI AKUNTANSI EDISI REVISI, Rajawali Press
Sumber
lain:
·
http://www.google.com//strukturteoriakuntansi
Langganan:
Postingan (Atom)